Anak – anak itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat pesawat yang sedang melintas.
Kepala desa melarang warga buang hajat di sungai.
Sirine ambulan meraung-raung dalam kesunyian malam.
Ayah bingung, ingin membeli avanza atau ertiga.
Ia akan terus bekerja, bekerja dan bekerja untuk melunasi hutang keluarganya kepada rentenir.
Pegawai rendahan sepertiku tak pantas meminangnya.
Saking miskinnya, aku hanya mampu beli Lamborgini.
Suaranya bagaikan petir yang menyambar di malam hari.
Jangan bermimpi kau bisa menjadi menantu keluarga terhormat itu. Kau hanyalah anak dari keluarga miskin. Bahkan jadi pembantu mereka saja kau tidak akan diterima!
Kau adalah kertas putih Kau adalah gelas kosong Kau adalah nafas kehidupan Kau adalah manusia kecil yang sedang tumbuh Aku mendengar Aku melihat Aku mencium bau Aku merasakan Aku mengatakan Dan Aku menirukan.
Hatinya sebenarnya baik dan perhatian walau di balik mulut jahatnya.
Siapa yang tak ingin hidup kaya?
Anak kutu buku itu menjuarai lomba matematika tingkat nasional.
Rambutmu kasar dan kusam sekali seperti sapu ijuk.
Hidup mati memang ada di tangan Tuhan, tetapi kita wajib menjada diri dan kesehatan di tengah pandemi begini.
Amarahnya sudah memuncak, membekukan seisi kelas.
Simile
Retorika
Metafora
Eufimisme
Sinisme
Antitesis
Ironi
Sarkasme
Personifikasi
Paralelisme
Hiperbola
Repetisi
Paradoks
Pleonasme
Litotes
Metonimia